Text
Sejarah & kebudayaan Islam periode pertengahan
Setelah pada periode klasik dunia Islam dikatakan sebagai pusat peradaban dunia, pada periode pertengahan dunia Islam (1258 M-1800 M) sering digambarkan sebagai potret dinamika dunia Islam yang berada dalam kondisi kemunduran, baik secara politis, agama, sosial maupun budaya.
Gambaran dunia Islam sebagai pusat peradaban dunia mulai memudar. Kegiatan transmisi dan transformasi ilmu pengetahuan dan peradaban Islam ke berbagai belahan dunia, baik Afrika Utara, Eropa, Afrika Timur, Asia Tengah, Asia Selatan, Asia Tenggara, maupun Asia Timur, yang semula banyak memengaruhi peradaban lain tampaknya mulai berkurang, untuk tidak dikatakan berhenti sama sekali.
Tradisi intelektual di dunia Islam sudah stagnan. Pemikiran filsafat jangankan dikembangkan, dipelihara pun tidak. Hal ini menyebabkan kemunduran sesuai fakta-fakta historis berikut: (1) sejak tahun 1258, seiring dengan penyerbuan bangsa Mongol, umat Islam harus rela diperintah oleh bangsa Barbar yang tidak berperadaban, sehingga Kekhilafahan Abbasiyah yang semula dipandang saklar dan berlegitimasi besar mengalami kehancuran; (2) ajaran Islam mengalami kemunduran karena bercampur dengan praktik-praktik bid’ah, kurafat, dan takhayul, seperti kepercayaan animisme dan dinamisme, yang kemudian merusak pola pikir dan mental keagamaan orang-orang Islam; (3) banyaknya ancaman disintegrasi, peperangan, dan intrik perebutan kekuasaan politik sangat berpengaruh terhadap kehancuran berbagai urat nadi perekonomian rakyat sehingga kesejahteraan umat muslim menurun drastis; (4) dengan semakin meluasnya pengaruh kehidupan tasawuf dan tarekat sejak abad ke-13 M, umat Islam cenderung untuk memandang tidak penting mengembangkan kebudayaan dan ilmu pengetahuan, khususnya yang bersifat duniawi, sehingga pengaruhnya tidak berdampak besar.
Meskipun demikian, di tengah kemunduran yang menimpa dunia Islam pada periode pertengahan ini, umat Islam “sedikit” terangkat dengan hadirnya tiga kerajaan besar, yaitu Kerajaan Turki Usmani, Safawiyah, dan Mughal ke panggung sejarah. Walaupun tidak secemerlang Kekhilfahan Abbasiyah pada masa klasik, keberadaan ketiga kerajaan tersebut masih memiliki andil yang signifikan, terutama untuk meminimilasi keterpurukan dunia Islam secara lebih jauh.
B002598 | 2X9 ADI s | Ruang Koleksi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain